Sekumpul, Martapura—Daerah Sekumpul, yang terletak di Martapura, Kalimantan Selatan, telah mengalami perkembangan signifikan sejak 1980-an, dipicu oleh aktivitas dakwah ulama kharismatik KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang dikenal sebagai Guru Sekumpul. Sebuah penelitian baru mengungkap perubahan pola permukiman di Sekumpul, yang awalnya hanya kawasan terpencil, menjadi pusat aktivitas religius dan destinasi wisata populer.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ratodi dan Arfiani Syariah mengidentifikasi bahwa perkembangan kawasan ini tidak hanya terjadi secara alami, tetapi juga dibentuk oleh semangat gotong royong dan pesan dakwah Guru Zaini. Pada awalnya, kawasan ini hanyalah lahan belukar dengan sedikit hunian. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Musholla Ar-Raudhah, yang dibangun sebagai pusat kegiatan, memicu lonjakan pembangunan dan migrasi penduduk dari berbagai daerah.
Kawasan Sekumpul berkembang menyerupai pola gurita, di mana jaringan jalan menjadi penggerak utama. Fungsi wilayah ini pun mengalami tiga fase penting: sebagai pusat dakwah, kawasan hunian, dan pusat ekonomi dengan konsep wisata religius. Setelah wafatnya Guru Sekumpul pada tahun 2005, makamnya—dikenal sebagai Kubah Sekumpul—menjadi magnet bagi peziarah dari berbagai wilayah di Indonesia hingga mancanegara. Peningkatan pengunjung terutama terlihat pada bulan Ramadhan dan peringatan haul Guru Zaini, yang menarik ribuan jamaah setiap tahunnya.
Penelitian ini juga menyoroti dampak sosial dari pesan penting yang disampaikan Guru Sekumpul, yakni memuliakan tamu. Masyarakat setempat mengadopsi pesan ini dengan menyediakan fasilitas bagi para peziarah, seperti penginapan, warung, hingga parkir gratis. Dalam beberapa dekade terakhir, aktivitas komersial di sekitar Sekumpul berkembang pesat, dengan berbagai usaha seperti toko cinderamata, warung makan, dan penginapan yang mendukung kebutuhan peziarah.
Transformasi Sekumpul menjadi contoh nyata bagaimana nilai-nilai Islam dan kebudayaan lokal dapat bersinergi untuk menciptakan lingkungan sosial dan ekonomi yang harmonis. Kehadiran ulama seperti KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani menunjukkan bahwa dakwah bukan hanya tentang spiritualitas, tetapi juga berperan dalam membangun masyarakat dan lingkungan fisik yang inklusif.
Dengan perkembangan yang terus berlanjut, Sekumpul kini menghadapi tantangan baru dalam mengelola wisata religius yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi dan keramahan yang menjadi ciri khasnya.
Artikel ini menunjukkan bahwa peran ulama bukan hanya dalam bidang keagamaan tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan sosial dan ekonomi di masyarakat. Sekumpul tidak hanya berkembang sebagai tempat berkumpulnya jamaah tetapi juga sebagai destinasi yang memperkuat identitas budaya dan spiritualitas Kalimantan Selatan.
Editor: Hanif